Siapa Mona Lisa?...
Hampir semua ahli seni sepakat bahwa wanita dibalik lukisan Mona Lisa
adalah Lisa Gherardini, istri seorang pedagang kaya di Florence.
Namun, Sejarawan Seni Giuseppe Pallanti mengatakan, catatan dari masa
itu menunjukkan dia meninggal pada usia 63 tahun bulan Juli 1542 dan
dimakamkan di sebuah biarawati di pusat kota Florence yang kini
terbengkalai. Sejarawan ini mengatakan, Dia (Mona Llisa) menghabiskan
sisa hidupnya setelah menjanda dan sakit di biara itu.
Senyuman
misteri yang ditunjukkan Monalisa dalamlukisan potret terkenal karya
Leonardo da Vinci akhirnya terungkap. Para akademisi Jerman merasa yakin
mereka telah berhasil memecahkan misteri yang telah berlangsung
beberapa abad di balik identitas gadis cantik yang menjadi obyek lukisan
terkenal itu. Lisa Gherardini, istri seorang pengusaha kaya Florence,
Francesco del Giocondo, telah lama dipandang sebagai model yang paling
mungkin bagi lukisan abad 16 tersebut. Namun demikian, para sejarawan
seni sering bertanya-tanya apakah mungkin wanita yang tersenyum itu
sebetulnya kekasih daVinci, ibunya atau artis itu sendiri.
Kini
para pakar di perpustakaan Universitas Heidelberg menyatakan
berdasarkan catatan yang ditulis pemiliknya dalam sebuah buku pada
Oktober 1503 diperoleh kepastian untuk selamanya bahwa Lisa del
Giocondo-lah model yang sesungguhnya dalam lukisan itu, yang merupakan salah satu lukisan potret terkenal di dunia.
"Semua keraguan tentang identitas Monalisa telah pupus menyusul
penemuan oleh Dr. Armin Schlechter," seorang pakar naskah kuno, kata
perpustakaan itu dalam pernyataannya.
Hingga kini, hanya
diperoleh ''bukti kurang meyakinkan'' dari berbagai dokumen abad 16.
"Hal ini menciptakan ruang bagi berbagai interpretasi dan ada banyak
identitas berbeda dikemukakan," kata perpustakaan itu.
Catatan itu
dibuat oleh Agostino Vespucci, seorang pejabat Florence dan sahabat da
Vinci, dalam koleksi surat tulisan orator Romawi, Cicero.
Tulisan dalam catatan itu membandingkan Leonardo dengan artis Yunani
kuno Apelles dan menyatakan ia sedang menggarap tiga lukisan, salah
satunya adalah potret Lisa del Giocondo.
Para pakar seni, yang
sudah mengaitkan tahun pembuatan lukisan itu pada jaman abad pertengahan
itu, menyatakan penemuan Heidelberg itu merupakan terobosan dan
penyebutan sebelumnya menghubungkan istri saudagar itu dengan lukisan
potret tersebut.
"Tak ada alasan untuk terus meragukan
bahwa potret ini adalah wanita yang lain," kata sejarahwan seni Universitas Leipzig, Frank Zoelner, kepada Radio Jerman.
Monalisa Smile
Selama berabad-abad pecinta seni bertanya-tanya soal misteri senyuman Monalisa.
Lukisan itu dianalisa oleh komputer dari Universitas Amsterdam dengan menggunakan piranti lunak yang bisa mengenali emosi.
Komputer itu menyimpulkan bahwa subjek yang diteliti :
83% persen gembira,
9% persen merasa jijik,
6% persen takut
2% persen marah.
Komputer itu mengukur tanda-tanda seperti lekukan bibir, garis-garis di sekitar mata.
Da Vinci Tetechnics
Misteri
lain masih menyelubungi karya Da Vinci ini - khususnya tentang
bagaimana lukisan diciptakan. Teknik melukis sfumto atau berasap yang
digunakan Da Vinci sampai kini masih membuat para pakar bingung.
Karya masterpiece da Vinci pada abad 16 ini, kini tersimpan di Musee du
Louvre (Museum Louvre), Paris. Ditempatkan dalam bingkai kaca, lukisan
itu dijaga ketat. Memotret atau merekam dilarang.
Beberapa
argumen-pun muncul, pengamat menyatakan bahwa Mona Lisa sesungguhnya
adalah potret diri sang pelukis, Leonardo da Vinci, dalam bentuk wanita.
Museum Komputer Nasional di Inggris membuka sebuah galeri untuk merayakan peran perempuan dalam sejarah komputer.
Disponsori oleh Google, galeri ini
mendokumentasikan peran penting yang telah dimainkan para perempuan
dalam merintis dan membangun sistem pemrograman komputer.Ide pembuatan galeri muncul ketika museum ini mengetahui bahwa hanya 10% dari siswa kursus pendidikan yang diadakan oleh museum ini adalah perempuan.
Galeri ini diharapkan akan membantu menginspirasi lebih banyak perempuan untuk bekerja di dunia komputer.
"Perempuan harus mengambil keuntungan dari kebangkitan komputasi di sekolah dan mengakui serta mengambil peluang yang kami tawarkan di sektor yang menarik ini," kata Dame Shirley Stephanie pada upacara pembukaan galeri.
Museum ini berlokasi di lapangan Bletchley Park, Inggris, pusat untuk memecahkan kode pada masa perang.
Sebelum berkembang ke dalam bentuk Klik personal computer atau tablet seperti sekarang, komputer pertama dikembangkan selama masa perang dan perempuan sangat terlibat dalam penciptaan dan operasional komputer-komputer ini.
Diantara yang dipamerkan di galeri adalah kontribusi dari Joyce Wheeler, salah satu akademisi pertama yang menggunakan komputer EDSAC, Mary Coombs, programer wanita pertama untuk Lyons Electronic Office dan Kathleen Booth, seorang akademisi yang menulis buku pertama tentang pemrograman dalam bahasa Assembly.